Selamat malam, penikmat diksi
Malam adalah teman sejati para penyendiri
Bukan tanpa alibi
Malam selalu meliarkan imajinasi
Sebenarnya tugas ini untuk CNA (Cara Nulis Asyik), tapi demi sekali dayung dua-tiga pulau terlampaui, tulisan ini juga dibuat untuk tugas sharing puisi, hehe. Jadilah secarik tulisan yang semoga menginspirasi.
Baiklah, langsung saja dibahas apa itu rubaiat. Rubaiat merupakan salah satu jenis puisi lama khas Melayu. Entah mengapa, saya salah satu penikmat diksi. Menikmati setiap ketukan ketika dibaca di dalam hati. Ketika diakhiri dengan rima yang serasi, rasanya ada sesuatu yang sulit dimengerti. Jadi maaf, jika sharing puisi pun masih seputar puisi lama. Mungkin juga karena penulisnya stok lama, wkwkwk.
Pengertian Rubaiat
Rubaiat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti puisi Melayu lama berasal dari Arab-Parsi, terdiri dari tujuh atau delapan baris dalam satu bait, bersajak dua-dua (aa-bb-cc-dd). Dari pengertian tersebut sudah jelas ciri-ciri dari puisi rubaiat.
Untuk lebih jelasnya, akan saya tuliskan sebuah contoh puisi rubaiat dari seorang tokoh. Semoga menjadi lebih dipahami.
Contoh Rubaiat
Salah satu contoh rubaiat yang bisa dijadikan contoh untuk belajar adalah karya Gus Mus. Berikut puisinya.
Rubaiyat Angin
Jika kuturuti keinginan angin
Hendak kemana gerangan
Hatiku pun ingin
Membawa sekian angan-angan
Jangan-jangan asal mengembara
Seperti burung yang mencuri
Dariku nyanyian dukalara
Terbang kesana kemari
Angan angan ku akan jadi debu
Berceceran sepanjang jalan
Atau hatiku terbakar abu
Sebelum mentari terbenam pelan-pelan
Angin, kita berdamai sajalah
Ambil sebagian angan anganku dan biarkan aku melepas lelah
Senyampang hatiku yang belum beku
Dari puisi di atas, jelas sekali bahwa sajak atau rima akhir dari setiap larik selalu berbunyi sama. Pun berisi tujuh atau delapan larik.
Rubaiat merupakan puisi Melayu lama yang masih nikmat dituliskan atau dibaca di zaman sekarang. Apalagi jika memenuhi ciri-cirinya.
So, adakah penikmat puisi yang tertarik untuk menulis rubaiat?
#CNA
#CNASeptember
#InfinityLovink
#TitinSu
Selasa, 25 September 2018
Selasa, 11 September 2018
Yuk, Mengenal 15 Jenis Sajak
Pixabay.com |
Sudah pernah mendengar
kata sajak? Sudah pasti pernah, kan? Hehe. Apa yang ada di pikiran ketika
mendengar atau membaca kata sajak? Pasti kepikiran puisi lama, ya? Atau ada
yang punya pikiran lain? Silakan berkabar dengan saya, ya. Senang sekali jika
bisa saling berbagi informasi tentang jenis
sajak.
Kembali ke sajak, ya.
Saya akan berbagi ilmu jenis sajak
sependek pengetahuan saya karena saya juga masih belajar. Belajar menulis dan
memahami puisi, juga belajar terus mencintai kamu #eaaaa
Pengertian Sajak
Sajak menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah gubahan sastra yang berbentuk puisi;
bentuk karya sastra yang penyajiannya dilakukan dalam baris-baris yang teratur
dan terikat; gubahan karya sastra yang sangat mementingkan keselarasan bunyi
bahasa, baik kesepadanan bunyi, kekontrasan maupun kesamaan. Dari pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa sajak adalah karya sastra berbentuk puisi yang
memiliki keseragaman baris, bunyi, dan bahasa.
Ciri-Ciri Sajak
Adapun ciri dari sajak ialah
memiliki kesamaan bentuk, urutan baris yang sejajar, untuk puisi tradisional
memiliki pola, atau sajak tanpa bentuk. Dalam sajak, menggukana kata yang
memiliki keseragaman bunyi bahasa. Larik pada sajak membentuk pola atau bentuk
tertentu dalam puisi tradisional, adapula tanpa ikatan pola.
Jenis Sajak
Adapun jenis sajak ada bermacam-macam. Jenis ini
disesuaikan berdasarkan makna, bunyi, dan jumlah baris dalam bait. Untuk itu
mari kita gali lebih dalam apa saja jenis dari sajak tersebut.
Jenis Sajak Berdasarkan Bunyi Suku Kata
Sajak memiliki ciri
kesamaan bunyi. Berikut ini jenis sajak berdasarkan kesamaan bunyi.
- Sajak Penuh atau Sajak Sempurna
Jenis sajak ini memiliki keselarasan bunyi pada
suku kata terakhir secara utuh.
Contoh :
Terancam
sudah iman yang goyang
Hamba
yang tak rajin sembahyang
Sungguh
malang sungguh sayang
Kini
umur sudah melayang
2. Sajak Paruh atau Sajak Tidak Sempurna
Pada sajak paruh atau tidak sempurna,
keselarasan bunyi pada suku kata terakhir tidak utuh atau sempurna.
Contoh :
Menuntut
ilmu hendaklah semangat
Jangan
malas haruslah giat
Ilmu
akan membuat kita selamat
Di
dunia ataupun akhirat
Ilmu
buat kita makin dewasa
Ilmu
pula yang hilangkan lara
Bukankah
Ilmu faktor kita bahagia?
Dari
muda hingga menua
3. Sajak Aliterasi
Sajak Aliterasi memiliki keselarasan bunyi pada
huruf konsonan di setiap kata pada seluruh kata.
Contoh :
Baik budi ibu bapak
Nafkah keluarga kena
cukup
Hawa haram
mustilah musnah
Hawa halal
mustilah hadir
Kerja pakai kalimatullah
Berkah buat beragam barang
4.
Sajak Asonansi
Nyaris mirip dengan aliterasi, perbedaannya ada
pada keselarasan bunyi pada huruf vokal.
Contoh :
Kakimu
tertatih tatih
Mengayuh
sepeda terengah engah
Cinta tiada karena rupiah
Cintamu bagi negeri
Rontokkan
mosi kebodohan
5. Sajak Rangkai
Pada sajak rangkai, keselarasan bunyi terdapat
pada huruf vokal namun hanya pada beberapa suku kata.
Contoh :
Kesabaran butuh kesadaran
Karena kesadaran timbul kesabaran
Raih kekayaan untuk kejayaan
Karena kejayaan menjaga kekayaan
6. Sajak Rangka
Keselarasan bunyi pada sajak rangka terdapat pada
kesesuaian bunyi dalam beberapa kata.
Contoh :
Lihat simpang jalan samping kota
Tindak tanduk ibu tua renta
Tak lelah pontang panting
Tak berhenti mondar mandir
Gunakan kesempatan sebelum kesempitan
Jenis Sajak Berdasarkan Posisi
Dalam bentuk suatu
sajak, ada ciri-ciri tertentu yang menjadikan sajak memiliki jenis berdasarkan
posisi. Berikut jenis sajak berdasarkan posisi.
1.
Sajak Awal
Dinamakan sajak awal dikarenakan kesesuaian
bunyi kata terletak di awal kaliat.
Contoh :
Bukan ku…
Bukan ketidakpercayaanku padamu
Tapi ketakutanku
Bukan
kematian risaukanku
Tapi
perpisahan takutkaku
Bukan
membagi cinta dariku
Tapi merenggut cinta dariku
2. Sajak Akhir
Hampir sama dengan sajak awal, perbedaannya
terletak pada kesesuaian sajak akhir terletak pada akhir kata.
Contoh :
Sujud
Sajadah
melapisi kulitku
Dingin
tak merasuk dalam tulangku
Dalam
kerendahanku
Memohon
kepadaMu Tuhanku
Ampunilah
segala dosaku
Sirnakan
segala khilafku
Tuntun
selalu aku
Agar
tercapai inginku
Siratal
mustaqim jalanku
RidhoMu
tujuanku
Jenis Sajak Berdasarkan Bunyi Akhir Setiap Kata
1.
Sajak Rata
Berdasarkan bunyi akhir kata, sajak rata
memiliki akgiran berbunyi a-a-a-a.
Contoh :
Malam itu
Terdengar lagi tangisan sendu
Siapakah beliau
Untaian kata memecah kalbu
Derap langkah tanpa tersipu
Jantung ini terus menderu
Oh Ibu..
Sujudmu
Doamu
Kenapa selalu untukku
Anakmu.
2.
Sajak Silang
Pada persamaan bunyi pada sajak silang, terdapat
akhiran bunyi dengan rima a-b-a-b.
Contoh :
Kenapa engkau datang wahai maut
Belahan jiwaku kau
bawa pergi
Kenapa dia yang kau
renggut
Membawa nestapa dalam
diri
Apa guna kini
kuhidup
Hanya sepi dan sunyi
Untuk siapa aku hidup
Masa depanku telah
pergi
3. Sajak Kembar
Untuk jenis sajak kembar atau sajak berpasangan
terdapat keselarasan bunyi akhir a-a-b-b.
Contoh :
Marahmu untuk
pendidikan
Tegasmu untuk kekuatan
Absolutmu untuk masa
depan
Meski kasihmu hanya
selalu tersirat
Lelah tiada kau
tampakkan
Sakit tak pernah kau
tunjukkan
Sungguh besar
pengorbanan
Terima kasih untukmu
ayah
4.
Sajak Peluk
Sajak peluk atau disebut juga sajak paut ialah
memiliki keselarasan bunyi a-b-b-a.
Contoh :
Ya Tuhan kami
Kami telah terpuruk
dalam lautan dosa
Detik menit jam kami
terendam dalam dosa
Pantaskah kami raih
surgawi?
Bisakah kami tetap
berdiri
Tanpa kasih dan
sayangMu
Tapi justru kami
mengecewakanMu
Ya Tuhan ampunilah
kami
5.
Sajak Patah
Sajak jenis ini ialah sajak yang mempunyai akhiran
bunyi a-a-a-b atau b-a-a-a.
Contoh :
Tengoklah raga ibumu
Kecil tapi penuh
kekuatan
Lemah tapi penuh
keberanian
Pantang menyerah untuk
masa depan
6.
Sajak Terbuka
Sajak terbuka disusun berdasarkan bunyi dan
sajak yang sama terdapat pada suku kata terakhir yang diakhiri oleh bunyi vokal.
7.
Sajak Bebas
Sajak bebas adalah jenis sajak yang tidak memiliki pola atau punyi
yang sama.
Bagaimana? Sudah bisa
membedakan jenis sajak di atas? Supaya lebih mudah memahami, silakan untuk
mencobanya. Bukankah ilmu akan mudah melekat di ingatan jika dipraktikkan?
Selamat merangkai sajak, ya.
Sumber sajak : anonim
Langganan:
Postingan (Atom)