Pixabay.com |
Selasa, 02 Oktober 2018
Yuk, Belajar 14 Jenis Puisi Baru serta Penjelasannya
Selasa, 25 September 2018
Rubaiat, Salah Satu Jenis Puisi Melayu yang Masih Enak Dinikmati di Zaman Sekarang
Malam adalah teman sejati para penyendiri
Bukan tanpa alibi
Malam selalu meliarkan imajinasi
Sebenarnya tugas ini untuk CNA (Cara Nulis Asyik), tapi demi sekali dayung dua-tiga pulau terlampaui, tulisan ini juga dibuat untuk tugas sharing puisi, hehe. Jadilah secarik tulisan yang semoga menginspirasi.
Baiklah, langsung saja dibahas apa itu rubaiat. Rubaiat merupakan salah satu jenis puisi lama khas Melayu. Entah mengapa, saya salah satu penikmat diksi. Menikmati setiap ketukan ketika dibaca di dalam hati. Ketika diakhiri dengan rima yang serasi, rasanya ada sesuatu yang sulit dimengerti. Jadi maaf, jika sharing puisi pun masih seputar puisi lama. Mungkin juga karena penulisnya stok lama, wkwkwk.
Pengertian Rubaiat
Rubaiat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti puisi Melayu lama berasal dari Arab-Parsi, terdiri dari tujuh atau delapan baris dalam satu bait, bersajak dua-dua (aa-bb-cc-dd). Dari pengertian tersebut sudah jelas ciri-ciri dari puisi rubaiat.
Untuk lebih jelasnya, akan saya tuliskan sebuah contoh puisi rubaiat dari seorang tokoh. Semoga menjadi lebih dipahami.
Contoh Rubaiat
Salah satu contoh rubaiat yang bisa dijadikan contoh untuk belajar adalah karya Gus Mus. Berikut puisinya.
Rubaiyat Angin
Jika kuturuti keinginan angin
Hendak kemana gerangan
Hatiku pun ingin
Membawa sekian angan-angan
Jangan-jangan asal mengembara
Seperti burung yang mencuri
Dariku nyanyian dukalara
Terbang kesana kemari
Angan angan ku akan jadi debu
Berceceran sepanjang jalan
Atau hatiku terbakar abu
Sebelum mentari terbenam pelan-pelan
Angin, kita berdamai sajalah
Ambil sebagian angan anganku dan biarkan aku melepas lelah
Senyampang hatiku yang belum beku
Dari puisi di atas, jelas sekali bahwa sajak atau rima akhir dari setiap larik selalu berbunyi sama. Pun berisi tujuh atau delapan larik.
Rubaiat merupakan puisi Melayu lama yang masih nikmat dituliskan atau dibaca di zaman sekarang. Apalagi jika memenuhi ciri-cirinya.
So, adakah penikmat puisi yang tertarik untuk menulis rubaiat?
#CNA
#CNASeptember
#InfinityLovink
#TitinSu
Selasa, 11 September 2018
Yuk, Mengenal 15 Jenis Sajak
Pixabay.com |
- Sajak Penuh atau Sajak Sempurna
Sumber sajak : anonim
Sabtu, 24 Februari 2018
Memoar Citrus
Mana aku tahu akan kembali mengenangmu
Terngiang pada manisnya kisah lalu
Teringat akan masa itu
Saat hanya ada aku dan kamu
Pikiranku terjejal pada satu rasa
Menyesap asa yang tak terkira
Merasuki tanpa kuasa tuk meronta
Aku terhanyut menyusuri sebuah cerita
Bahagia tanpa kenal duka
Tertawa selepasnya
Sesekali hujan air mata
Tapi tetap tersenyum manja
Seingatku, kau selalu ada
Di sana, di ujung simpang tiga
Menawariku keramahan jiwa
Membiarkan aku terlena
Aku sangat terbiasa
Di sana, berpeluk padamu hingga senja
Tak kubiarkan sehari berlalu percuma
Tanpa kita saling bercengkerama
Tapi itu telah lama berlalu
Berlalu dari duniaku yang fana
Tak pernah pergi dari sukma
Terus membekas tak akan sirna
Ah, kau memang sudah tak ada
Hilang tergerus oleh zaman yang berbeda
Kau tak lagi berdiri kokoh di sana
Tumbang oleh obsesi beberapa manusia
Malam ini aku kembali merindumu
Tempatku mencicipi surga dunia
Seandainya saja kamu masih seperti dulu
Berbuah manis dan melepaskan dahaga
Jumat, 23 Februari 2018
Tertinggal Sendiri
@titindeandiva |
Memintal gulita menjadi untaian mimpi
Perlahan nyata tak lagi dimengerti
Yang ada hanya hati mati suri
Bersemayam satu nama kekal abadi
Satu cinta yang tak pernah pergi
Meski kini tak lagi saling berbagi
Terpatri tanpa bisa terganti
Meski coba tuk mengingkari
Tapi rasa tak bisa dibohongi
Setelah semua terberi
Tanpa bisa ada satu janji
Janji yang bisa ditepati
Berharap pada suatu yang tak pasti
Terus bermain dengan jika dan andai
Menghibur sepi yang menggerogoti
Benci pada diri sendiri
Semudah itu mempercayai
Menyerahkan harga diri
Setelah yang pergi tak kembali
Membawa seluruh harga diri
Kini diri tak berarti lagi
Ditemani semilir imajinasi
Bermain di dunia fantasi
Di mana bahagia tak pernah pergi
Kamis, 22 Februari 2018
Semburat Rindu
@titindeandiva |
Persis seperti bunga tanpa mentari
Kuyu...
Mengawang tak tentu arah
Lesu...
Ibarat luka, tak terlihat tapi terasa perih
Rapuh...
Akan kutitip satu kecupan untuknya
Sunyi...
Hanya itu pemuas diri
Tanpamu...